Senin, 23 Januari 2012

HUSNUZH-ZHANN KEPADA ALLAH


A. HUSNUZH-ZHANN KEPADA ALLAH

1.  Pengertian Husnuzh-Zhann

Makna istilah husnuzh-zhann adalah berbaik sangka yang menjadi lawan dari su’uzh-zhann yang artinya berburuk sangka . Seorang mulim di perintahkan untuk senantiasa berbaik sangka kepada Allah SWT . Hal ini harus dilakukan denan alasan bahwa mustahil Allah menghendaki sesuatu yang buruk pada hamba-Nya . Krena Allah adalah Zat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang .
Bentuk husnuzh-zhann seorang hamba kepada Allah adalah dengan terus beranggapan bahwa segala sesuatu yang ditakdirkan Allah kepada dirinya adalah pilihan yan terbaik dari Allah . Adapun jika ternyata kenyataan yang dia terima merupakan kenyataan yang pahit bagi umumnya manusia, hendaklah dia kembali introspeksi dan tidak serta merta berprasangka bahwa Allah telah berkehendak buruk baginya .
Misalnya ketika seseorang terkena musibah, hendaklah dia tidak berprasangka buruk kepada Allah . Dalam kasus seperti ini, seorang muslim diperintahkan untuk merasa bahwa Allah telah memperingati dirinya untuk mengoreksi seluruh amal perbuatannya .
Alasan mengapa seorang hamba diwajibkan untuk berhusnuzh-zhann kepada Allah SWT di antaranya karena pengetahuan manusia sangatlah terbatas . Manusia hanya menetahui hal-hal yang sifatnya kasat mata dan sama sekali tidak mengetahui rahasia yang terdapat di balik realita . Kaeran keterbatasan pengetahuan terhadap rahasia kejadian alam inilah manusia seharusnya berbaik sangka kapada Allah . Sebab apa yang dia kira suatu kebaikan, belum tentu baik di mata Allah, dan apa yang dia sangka sebagai keburukan juga belum tentu buruk di mata Allah . Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam Surah Al-Baqarah ayat 216
Artinya : “Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu    baik bagimu, dan boleh jadi jika kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak biak bagimu;Allah mengetahui, sedang kamu tidak megetahui.”

2 . Manfaat Husnuzh-Zhann
              Berbaik sangka kepada Allah sangat banyak manfaatnya . Di antara manfaat yang jelas-jelas bisa dirasakan adalah menambah kadar keimanan seoarang hamba kepada Alahh SWT . Ketika seseorang senantiasa berhusnuzh-zhann kepada Allah swt, berati dia yakin bahea Allah selalu menyayangnginya dan akan berbuat yang terbaik untuknya . Seberat apapun musibah yang diberikan kepadanya, dia akan tetap yakin bahwa semua itu sebagai ajang ujian yang akan membuatnya lebih dekat dengan Allah . Bahkan orang yang berhusnuzh-zhann kepada Allah swt tetap akan merasa tenang dan tentram seberat apapun ujian yang dia terima . Karena dia yakin bahwa Allah tidak akan memberikan ujian melebihi kemampuan hamba-Nya . Allah Ta’ala telah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 286
Artinya : “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya .”
          Manfaat lain yang didapatkan dari sifat husnuzh-zhann kepada Allah swt adalah mendapatkan perubahan takdir yang buruk menjadi takdir yang baik . Dengan terus berbaik sangka kepada Allah, maka ketentuan yang semula ditulis kurang beruntung bisa diubah Allah menjadi takdir yang baik . Dan begitu pula sebaliknya . Hal ini sesuai dengan hadis qudsi yang telah disebutkan oleh Rasulullah saw,
Artinya : Dari Abu Hurairah ra, dia bekata Nabi saw bersabda, Allah Ta’ala berfirman, “(Ketentuan)-Ku sanat bergantung pada perasaan hamba-Ku terhadap-Ku . Aku akan selalu bersama-Nya jika di mengingat-Ku . Jika dia mengingatku dalam dirinya, maka Aku akan mengingat-Nya pada Zat-Ku . Apabila dia mengingat-Ku di tengah kerumunan massa yang lebih baik . Jika dia mendekat kapada-Ku sejauh sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sejauh satu hasta, Jika dia mendekat kapada-Ku sejauh satu hasta, maka Aku akan mendekatinya sejauh satu depa . Jika dia datang kepada-Ku sambil berjalan kaki, maka Aku akan mendatanginya sambil berjalan cepat .”   (H.R. Bukhari)


B.  HUSNUZH-ZHANN TERHADAP DIRI SENDIRI

1.  Gigih
        Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi etos kerja,  semangat dalam beraktivitas, dan gigih dalam mewujudkan sebuah cita-cita . Sekalipun dalam ajaran Islam disebutkan bahwa semua takdir pada manusia ditetapkan oleh Allah swt, namun bukan berarti manusia hanya bersifat pasif dan pada suratan takdir . Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk menentukan nasib baik dengan cara ikhtiar (berusaha keras) untuk mewujudkan keinginan dan cita-citanya . Bahkan Allah juga kan merubah nasib buruk menjadi nasib baik ketika usaha gigih telah dilaksanakan dengan maksimal . Hal ini sebagaimana telah disebutkan dalam firman Allah swt dalam Surah Ar-Ra’d ayat 11
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri .”
       Berangkat dari ajaran inilah seorang muslim seyogianya beraktivitas secara gigih dan pantang menyerah . Itu artinya, seorang muslim tidak diperkenankan bermalas-malasan, hanya berpangku tangan saja . Sebab malas merupakan kebiasaan yang sangat buruk dan akan menyebabkan seseorang terpuruk .
       Perintah untuk melakukan aktivitas secara gigih juga telah disebutkan dalam firman Allah swt. Seseorang harus tetap berdoa kepada Allah agar aktivitas yang dia lakukan sukses . Dengan demikian, seseorang tidak akan merasa sombong dengan keberhasilan yang telah dia raih . Karena kesuksesan yang dia raih merupakan anugerah dan karunia dari Allah . Allah swt berfirman dalam Surah Al-Insyirah ayat 7-8
Artinya : “Maka apabila engkau telah sukses (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain) dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap .”


2.  Berinisiatif
         Seorang muslim sejati akan selalu berusaha memberikan yang terbaik, baik untuk dirinya sendiri maupun bagi masyarakatnya . Oleh karena itu, dia akan senantiasa berinisiatif untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. Dengan mempelopori sesuatu yang baik, orang uang pertama kali melakukannya akan mendapatkan pahala orang-orang yang ikut mempraktikkan kebaikan itu selanjutnya . Dia akan terus mendapatkan pahala kebaikan yang dia pelopori secara terus-menerus tanpa mengurangi pahala orang-orang yang melakukan kebaikan tersebut . Namun sebaliknya, apabila seseorang berinisiatif melakukan hal yang buruk, maka dia juga kan mendapatkan dosa orang-orang yang melakukan keburukan itu setelah dirinya . Oleh karena itu, hendaklah berinisiatif yang dikembangkan seorang muslim hanya pada hal-hal yang bernilai positif dan konstruktif (membangun) . Rasulullah bersabda,
Artinya : “Dari Al-Mundzir bin Jarir, dari ayahnya, dia berkata,.....Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa melakukan inovasi yang baik dalam Islam, lantas inovasi tersebut terus dipraktikkan sepeninggal orang tersebut, maka dia akan mendapatkan pahala orang yang mempraktikkan amalan itu tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun . Namun barangsiapa melakukan inovasi yang buruk dalam Islam,  lantas perbuatan buruk itu dilakukan terus sepeninggalnya, maka dia akan meraup dosa orang yang mempraktikkan perbuatan itu tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun .”  (H.R. Muslim)
       Orang yang mau terus berinisiatif positif akan menjadi orang yan bermafaat bagi komunitasnya . Rasulullah saw telah menegaskan bahwa orang yang paling baik di antara kita adalah orang yang paling banyak memberikan mafaat kepada orang lain . Hal sesuai dengan sabda beliau,
Artinya : Dari Jabir, dia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Manusia paling baik adalah mereka yang paling bermanfaat bagi komunitasnya .”  (H.R. Al-Qadha’i)



C.  HUSNUZH-ZHANN TERHADAP SESAMA MANUSIA

Hubungan baik antara manusia, khususnya antara mukmin yang satu dengan mukmin yang lain merupakan sesuatu yang harus dijalin dengan sebaik-baiknya . Karena Allah swt telah menggarisbawahi seluruh kaum mukmin dalah bersaudara . Sebagaimana terungkap dalam firman Allah swt dalam Surah Al-Hujarat ayat 10
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu dmaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat .”
Oleh karena itu, segala bentuk sikap dan sifat yang akan memperkokoh dan memantapkan persaudaraan harus ditumbuhkan dan dipelihara, sedangkan segala bentuk sikap dan sifat yang dapat merusak ukhuwwah (persaudaraan) harus dihilangkan . Agar hubungan ukhuwwah islamiyah tetap terjalin dengan baik, salah satu sifat positif yang harus dipenuhi adalah husnuzh-zhann (berbaik sangka) .
Di antara kiat untuk menerapkan sifat husnuzh-zhann adalah tidak mempercayai bulat-bulat setiap informasi yang diterima . Apabila kita mendapatkan informasi negatif tentang sesuatu yang terkait dengan pribadi seseorang apalai seorang muslim, maka kita harus melakukan tabayyun (pemeriksaan) terlebih dahulu sebelum mempercayai , apalagi meresponnya secara negatif . Allah swt berfirman dalam Surah Al-Hujarat ayat 6
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa satu berita, maka telitilah untuk kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan, (kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.”
Selain bisa menjaga ukhuwwah islamiyah, sifat husnuzh-zhann juga memiliki banyak manfaat bagi pelakunya . Di antara manfaat yang di maksud adalah :
1)    Terhindar dari penyesalan dalam menjalin hubungan dengan sesama .
2)   Hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik .
3)   Selalu berbahagia atas kesuksesan yang dicapai orang lain, meskipun kita belum bisa mencapai kesuksesan tersebut .
Demikianlah seharusnya seorang muslim menghiasi dirinya dengan sifat husnuzh-zhann, baik kepada Allah swt, dirinya sendiri, maupun sesama manusia . Karena Dengan demikian, hidup seorang muslim akan lebih berarti, baik di dunia maupun di akhirat .
           




Tidak ada komentar:

Posting Komentar