Rabu, 23 November 2011

Cirebon


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcoVShHmukUDCtMutGvypA85m-eR2D9tZD2BP2eGSihigFyasKuAtNpqNc1xuUUeZ0jJpF3LNV_RAezZzfMRFXIFEb_uWS2S0HSn8E3hU6lFegwu0xPNaE2K_qrEmJL3vleqQt8tSQXZs/s320/cibulan.jpgKabupaten Kuningan, yang terletak di baratdaya Gunung Ciremai, Jawa Barat, memiliki banyak obyek wisata, baik wisata alam, sejarah maupun budaya. Salah satu di antara sekian banyak obyek wisata tersebut adalah kolam pemandian Cibulan. Kolam pemandian ini terletak di Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, sekitar 7 kilometer dari Kota Kuningan atau 28 kilometer dari Kota Cirebon. Obyek wisata Cibulan merupakan salah satu obyek wisata tertua di Kuningan. Obyek wisata ini diresmikan pada 27 Agustus 1939 oleh Bupati Kuningan saat itu, yaitu R.A.A. Mohamand Achmad.

Sebagai catatan, selain di Cibulan, terdapat tiga tempat rekreasi sejenis di Kuningan, yaitu: Kolam Linggarjati di kompleks Taman Linggarjati Indah, Kecamatan Cilimus; Kolam Cigugur, di Kecamatan Cigugur; dan Kolam Darma Loka di Kecamatan Darma.

Untuk menuju lokasi pemandian Cibulan, dari Cirebon dapat menggunakan angkutan umum jenis “elf” dengan tarif antara Rp3.000,00-Rp4.000.00 per orang. Namun, jika dari terminal Kuningan dapat menggunakan angkutan kota jurusan Cirendang-Cilimus, dengan taris antara Rp2000,00--Rp3.000,00 per orang.

Kondisi Kolam
Di dalam objek wisata ini terdapat dua kolam besar yang berbentuk persegi panjang. Kolam pertama berukuran 35x15 meter persegi dengan kedalaman sekitar 2 meter. Sedangkan, kolam kedua berukuran 45x15 meter persegi yang dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berkedalaman 60 sentimeter dan bagian kedua berkedalaman 120 sentimeter. Kedua kolam ini selalu dikuras sekali dalam dua minggu, atau bisa lebih. Hal itu bergantung kebersihan air. Setiap kolamnya dihuni oleh puluhan ikan yang berwarna abu-abu kehitaman dan disebut sebagai kancra bodas atau ikan dewa (cyprinus carpico). Ukurannya berbagai macam mulai dari yang panjangnya 20-an sentimeter hingga 1 meter. Ikan Dewa adalah sejenis ikan yang dikeramatkan oleh penduduk di sekitar wilayah Desa Manis Kidul karena dipercaya mempunyai keistimewaan tertentu.

Menurut cerita yang berkembang di kalangan Masyarakat Desa Manis Kidul dan masyarakat Kuningan pada umumnya, ikan dewa yang ada di kolam Cibulan ini konon dahulunya adalah prajurit-prajurit yang membangkang atau tidak setia pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi. Singkat cerita, prajurit-prajurt pembangkang tersebut kemudian dikutuk oleh Prabu Siliwangi sehingga menjadi ikan. Konon ikan-ikan dewa ini dari dulu hingga sekarang jumlahnya tidak berkurang maupun bertambah. Apabila kolam dikuras, ikan-ikan ini akan hilang entah kemana, namun saat kolam diisi air, mereka akan kembali lagi dengan jumlah seperti semula. Terlepas dari benar atau tidaknya legenda itu sampai saat ini tidak ada yang berani mengambil ikan ini karena ada kepercayaan bahwa barang siapa yang berani mengganggu ikan-ikan tersebut akan mendapatkan kemalangan.

Meski semua kolam itu dihuni puluhan ikan kancra bodas atau ikan dewa, kolam-kolam di Cibulan dibuka sebagai kolam pemandian umum. Tempat rekreasi ini dilengkapi pula dengan fasilitas khas tempat pemandian, seperti tempat ganti pakaian, 6 buah kamar kecil dan 2 buah kamar mandi untuk tempat bilas seusai berenang.

Selain kolam dengan ikan dewanya yang jinak, di sudut barat pemandian ini juga terdapat tujuh sumber mata air yang dikeramatkan yang bernama Tujuh Sumur. Tujuh mata air ini berbentuk kolam-kolam kecil yang masing-masing mempunyai nama tersendiri, yaitu: Sumur Kejayaan, Sumur Kemulyaan, Sumur Pengabulan, Sumur Cirancana, Sumur Cisadane, Sumur Kemudahan, dan Sumur Keselamatan. Di antara ketujuh sumur itu, konon ada salah satu sumur yang berisikan Kepiting Emas, yaitu Sumur Cirancana. Apabila ada orang yang sedang mujur dan dapat melihat wujud dari Kepiting Emas itu, maka segala keinginannya akan terkabul.

Tujuh mata air itu terletak mengelilingi sebuah petilasan yang konon merupakan petilasan Prabu Siliwangi ketika ia beristirahat sekembalinya dari Perang Bubat. Petilasan itu berupa susunan batu seperti menhir dan dua patung harimau loreng (lambang kebesaran Raja Agung Pajajaran). Tujuh sumur dan petilasan Prabu Siliwangi ini sering dikunjungi orang untuk berziarah, terutama pada malam Jumat Kliwon atau selama bulan Maulud dalam penanggalan Hijriah. Mereka percaya bahwa air di tempat itu akan membawa berkah dan dapat mengabulkan permohonan mereka.

Air di Cibulan selalu bersih, bening, sejuk, dan melimpah, meskipun pada musim kemarau panjang. Itulah sebabnya, selain sebagai tempat rekreasi, Cibulan juga dijadikan sebagai sumber air untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kuningan dan dimanfaatkan Pertamina untuk memasok kebutuhan air bersih di dua kompleks miliknya, yaitu Padang Golf Ciperna di Kota Cirebon, dan Kantor Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat (DOH JBB) di Klayan, Kabupaten Cirebon.

Obyek Wisata Cibulan yang dikelola oleh Pemerintah Desa Manis Kidul ini setiap minggunya mendapat pemasukan rata-rata mencapai Rp1.500.000,00. Uang sebesar itu didapat dari penjualan tiket masuk seharga Rp2.000,00 untuk orang dewasa dan Rp.1.000,00 untuk anak-anak. Namun, pada saat Lebaran jumlah pemasukan bisa mencapai Rp.50.000.000,00 per minggu karena jumlah pengunjungnya naik puluhan kali lipat dibanding hari-hari biasa. Selama masa Lebaran ini harga tiket masuk dinaikkan menjadi Rp3.000,00 untuk orang dewasa dan Rp1.500,00 untuk anak-anak.

Kolam pemandian Cibulan juga menjadi sumber pendapatan bagi penduduk Desa Manis Kidul dengan menjadi pedagang asongan atau membuka warung makan di sekitar tempat itu. Saat ini terdaftar 20 warung permanen di luar kompleks kolam dan 14 pedagang asongan resmi yang diizinkan berjualan di dalam kompleks kolam. Mereka kebanyakan menjual minuman ringan dan makanan kecil serta makanan ikan berupa kacang atom dan ikan wader.



Aug 27, '08 4:36 AM
for everyone
http://multiply.com/mu/ninonk28/image/2/photos/upload/300x300/SLUR-woKCCoAAA88TNI1/MAKAM2A.jpg?et=vRiY6wDJml95xHtwegmOug&nmid=112524022
Category:
Other
Lokasi
Makam Sunan Gunung Jati, terletak di Desa Astana, Kec. Gunung Jati, Kab. Cirebon, hanya sekitar kurang lebih tiga km sebelah utara Kota Cirebon. Kawasan Makam Sunan Gunung Jati memiliki lahan seluas lima hektare. Selain tempat utama untuk peziarah, kawasan itu juga dilengkapi tempat pedagang kaki lima, alun-alun, lapangan parkir, dan fasilitas umum lain

Kawasan Makam Sunan Gunung Jati terdiri dari dua kompleks makam. Yang utama ialah Kompleks Makam Sunan Gunung Jati di Gunung Sembung terdiri dari sekitar 500 makam, letaknya di sebelah barat Jln. Raya Cirebon-Karangampel-Indramayu. Yang satu lagi yakni Kompleks Makam Syekh Dathul Kahfi di Gunung Jati, berada di timur jalan raya.

Kompleks Makam Sunan Gunung Jati di Gunung Sembung memiliki sembilan pintu utama (Lawang Sanga) di kompleks makam. Namun demikian untuk peziarah umum, hanya diizinkan sampai pintu ke-IV di serambi muka Pesambangan. Serambi muka dibatasi Lawang Gedhe, pintu pembatas bagi peziarah umum.

Di sebelah barat serambi muka ada Lawang Mergu, diperuntukkan bagi para peziarah Tiong Hoa yang ingin berdoa untuk Putri Ong Tien Nio.
Pintu kelima sampai sembilan, lebih ekslusif, hanya diperuntukkan bagi keturunan Sunan Gunung Jati, yakni para sultan dan kerabatnya di Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan.

Pusat dari kompleks yakni Makam Sunan Gunung Jati berada seelah pintu kesembilan, terletak di Puncak Gunung Sembung yang tingginya mencapai 20 meter.

Di dalam areal itu ada Masjid Dog Jumeneng atau Masjid Agung Sunan Gunung Jati, berkapasitas 3.000 jemaah. Terdapat pula Paseban Besar, pendopo tempat upacara penerimaan tamu kehormatan, Paseban Soko tempat permusyawaratan dan Gedung Jimat tempat penyimpanan guci-guci kuno dari berbagai dinasti Tiongkok.

Gapura Penganten (gapura depan tempat masuk ke makam tersebut) ke Makam Utama Sunan Gunung Jati membentuk garis lurus. Melewati sejumlah tempat seperti Lawang Krapyak, Lawang Pasujudan, Lawang Ratnakomala sampai ke yang paling keramat Lawang Jinem. Di Bangsal Jinem Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah (1448 - 1568 m) dimakamkan bersama permaisuri Ratu Mas Pakungwati, selir, dan anak-anaknya.

Kompleks makam dikelola abdi dalem yang setia mengabdi. Berjumlah 120 orang yang dulunya pengawal pribadi. Mereka menggantungkan hidup dari keberadaan kompleks makam. Penghasilan diperoleh dari kotak sedekah yang disebar di sejumlah sudut kompleks makam. Uang dari kotak sedekah dibuka dua minggu sekali. Hasilnya untuk berbagai keperluan, selain para pengelola, juga fakir miskin, keamanan, dan pemeliharaan serta kebersihan


Waktu Ziarah

Pada malam yang dalam kosmologi Jawa dianggap paling bertuah, terdapat belasan ribu orang tumpah ruah di Kompleks Makam Sunan Gunung Jati. Puluhan bus, kendaraan pribadi, sampai sepeda motor memadati sejumlah lapangan parkir yang banyak disediakan di sekitar makam. Jalur utama Jln. Raya Cirebon-Karangampel-Indramayu dibuat macet, ratusan kendaraan ke arah Cirebon maupun Indramayu harus rela antre bila melewati kompleks makam itu.

Ada sejumlah puncak kunjungan tempat peziarah memadati Kompleks Makam Sunan Gunung Jati. Selain puncak rutin setiap Jumat Kliwon, ada juga puncak kunjungan yang disatukan dengan upacara atau ritual tradisi dalam Islam.

Setiap Maulid, memperingati lahirnya Nabi Muhammad saw., ada upacara tiga hari tiga malam tanggal 10, 11, dan 12 Maulid. Diisi prosesi "Panjang Jimat", berupa arak-arakan benda-benda pusaka diiringi pengajian dan salawat nabi.

Lalu ritual Grebek Syawal, dilaksanakan 7 hari setelah Idulfitri. Berupa kunjungan Sultan Cirebon (Sultan Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonan) dan keluarganya ke Makam Sunan Gunung Jati. Grebek Syawal merupakan kunjungan terpadat. Puluhan ribu warga biasanya tumpah ruah memadati kompleks makam untuk Ngalap Berkah atau berebut makanan yang disediakan para Sultan Cirebon dan keluarganya.

Ada juga Grebek Rayagung, dilaksanakan saat Iduladha. Ritual ini hanya diikuti oleh warga sekitar makam

Untuk bulan Ramadan, hanya ada satu ritual rutin, yakni pencucian "Jimat" atau benda-benda pusaka oleh para Kemit atau Bekel yang dipimpin Jeneng. Pencucian benda pusaka seperti gamelan dan seperangkat alat "pande besi" (pembuatan pedang, golok, pisau, dan sejenisnya) yang merupakan peninggalan Sunan Gunung Jati dilakukan pada Ramadan hari ke-20. Pelaksanaannya setelah waktu Salat Subuh. Pencucian untuk menyambut Nuzulul Quran. Dilakukan pagi hari Bada Subuh.










LOGO N LEADERBOARD
okezone.com
LOGO N LEADERBOARD CLOSED MENU
MENU CLOSED AD
AD CLOSED TDS
TOPIC
TOPIC CLOSED
SEARCH
SEARCH CLOSED DATE
Getting Time...
SEARCH DATE
TDS CLOSED BODY
STAGE 1
LEFT
NAV
NAV CLOSED DETAIL BERITA

Keraton Cirebon, Dua Istana Kejayaan Masa Lalu

sindo
SHARE
Sabtu, 12 Juli 2008 13:02 wib
SHARE CLOSED READ
detail berita
Foto: Corbis
DI KOTA Cirebon, situs bersejarah yang pantas dikunjungi adalah dua istana bersaudara, yaitu Keraton Kesepuhan dan Keraton Kanoman.

Berdasarkan catatan sejarah, ketika Sunan Gunung Jati masih hidup, Cirebon hanya memiliki satu keraton. Namun, setelah meninggal, keraton berhasil dipecah menjadi dua oleh Belanda. Keraton pertama yang ada adalah Keraton Kasepuhan.

Memasuki kawasan Keraton Kesepuhan, Anda akan disambut sebuah gerbang yang terbuat dari bata merah bertingkat. Bagian depan keraton ini biasanya dinamakan dengan Siti Hinggil atau tanah tinggi, yang menghadap langsung ke arah lapangan tempat dulunya pasukan keraton berkumpul.

Setelah melewati Siti Hinggil yang berbentuk gerbang dan pagar panjang, bangunan lainnya yang menarik adalah Mande Semar Sunando. Bangunan ini terbuat dari kayu. Dulunya dijadikan sebagai tempat duduk para penasihat keraton. Bangunan ini memiliki dua tiang berukir yang melambangkan kemakmuran.

Tanda kejayaan keraton di zamannya, bisa dilihat dengan banyaknya keramik China dari Dinasti Ming yang ditempelkan pada dinding, mulai gerbang paling depan, hingga bagian dalam keraton.

"Keramik China melambangkan bahwa hubungan keraton Cirebon dulunya dengan China sangat baik. Bahkan, salah satu istri Sunan Gunung Jati adalah putri China," kata Pemandu di Keraton Kasepuhan, Sugiman.

Keraton Kasepuhan dibangun 1529 sebagai perluasan dari Keraton tertua di Cirebon, Pakungwati, yang dibangun oleh Pangeran Cakrabuana, pendiri Cirebon pada 1445. Kejayaan keraton ini juga terlihat dengan sebuah bangunan masjid yang bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang ada dalam kompleks Keraton Kasepuhan, begitu indah dan dibangun 1549.

Keraton ini juga memiliki kereta kencana yang dikeramatkan. Kereta itu bernama Singa Barong. Sejak 1942, kereta ini tidak dipergunakan lagi, dan hanya dikeluarkan tiap 1 Syawal untuk dimandikan.

"Kereta kencana Singa Barong ini telah memiliki teknologi yang menarik, seperti jari-jari roda dibuat melengkung ke dalam, agar air dan kotoran tidak masuk ke dalam kereta," kata Sugiman.

Jika Keraton Kasepuhan terasa begitu megah dan cukup terawat, tidak demikian dengan Keraton Kanoman. Kesan terlupakan terasa di Keraton yang dibangun 1662 oleh Amangkurat I tersebut. Untuk memasuki keraton ini, pengunjung harus masuk dari Pasar Kanoman. Bahkan, kekokohan gerbang dengan tinggi lebih dari empat meter, terasa sia-sia dengan banyaknya becak dan warung kaki lima, yang mangkaldi bawahnya.

Kesan suram tersebut sedikit berubah menjadi lebih baik ketika memasuki gerbang keraton di bagian dalam. Identik dengan warna merah muda, gerbang utama keraton menjadi simbol kejayaan Kanoman di masa lalu. Hampir sama dengan Keraton Kasepuhan, Kanoman juga memajang puluhan piring antik dari Dinasti Ming di gerbang utamanya. Namun sayang, banyak yang hilang dan dicongkel pencuri benda-benda antik sehingga banyak bagian gerbang yang berlubang.

"Pendopo di Keraton Kanoman dinamakan Pendopo Pujinem dengan 17 tiang, ada juga ruang khusus bernama Rabayaksa," kata Pemandu Keraton Kanoman, Rohim.

Dalam sejarahnya, Keraton Kanoman lebih muda dari Kasepuhan. Kanoman berasal dari kata anom yang berarti "muda". Terbelahnya kekuasaan keraton di Cirebon dilambangkan dengan dua keraton, Kasepuhan dan Kanoman.


Kerak telor

Kerak telor
Origin
Place of origin
Indonesia
Region or state
Jakarta
Dish details
Course served
snack
Serving temperature
hot
Main ingredient(s)
Spicy omelette of duck or chicken egg mixed with glutinous rice sprinkled with serundeng coconut granules and fried shallots

Kerak telor (English: Egg crust) is a Betawi traditional spicy omelette dish in Indonesian cuisine. It is made from glutinous rice cooked with egg and served with serundeng (fried shredded coconut), fried shallots and dried shrimp topping.[1] It is considered as a snack and not as a main dish. The vendors of kerak telor are easily the most ubiquitous during annual Jakarta Fair and it has also become a must-have menu item for visitors at the event.[2]
Ingredients and method
Each of the portion is made by order. The kerak telor vendor put a small amount of ketan (English: sticky rice) on a small wok pan and heated it on the charcoal fire. Add an egg (chicken or duck, but duck eggs are considered more delicious[2]), and add some spices and mix it. The dish is fry on wok without any cooking oil so the omelette will stick on the wok and enable to put it upside down straight against charcoal fire until it cooked. The spicy serundeng (sweet grated coconut granule) with ebi (dried salted shrimp) and fried shallots is sprinkled upon the omelette.[3]
History
In the Colonial era, kerak telor was a privileged food and was served in big parties for colonial government or rich Betawi. According to gastronomy expert Suryatini N. Ganie, kerak telor was created in order to make glutinous rice more tasty and satisfying.[1] In modern day, kerak telor vendors no longer dominated by native Jakartans, some of them come from Padang, Tegal, Garut and Cimahi.[2]



 

Kerak Telor is a famous delicacy of Jakarta city, formerly known as Batavia. The native of Jakarta, known as the Betawi, has made this food for hundreds of years.
Every region in Indonesiahas its own traditional food. Kerak Telor is a famous delicacy of Jakarta city, formerly known as Batavia. The native of Jakartaknown as the Betawi has made this food since hundreds of years ago.

What is Kerak Telor?

It looks like scrambled egg but the taste is very much different. Kerak Telor is a snack mainly made of glutinous rice and duck egg. It is served with dried shrimp topping and shredded coconut.
The ingredients are glutinous rice, duck egg, fried onion, dried shrimp, shredded coconut, salt, chili, pepper and sugar. The method of cooking is as follows: first, the glutinous rice is half cooked in a small pan. Please note that no cooking oil is used. The egg is then added. Other ingredients follow. If you like it hot, you can add extra chili and pepper. After a while, add the shredded coconut and dried shrimp and the omelet is ready to be served. The texture is crispy on its edge but soft in the middle. Kerak telor is best enjoyed with hot cup of black Java coffee.
One interesting fact, the traditional vendors still cook the omelet using charcoal. This method of cooking only made the taste richer and more delicious.
In the Colonial era, kerak telor was a privileged food. It was served in big parties held by colonial government as well as rich Betawi. The recipe as well as the profession as kerak telor vendor had been passed from generation to generation. The most skillful kerak telor vendors usually come from Mampang, a small area in South Jakarta, called Betawi Mampang.
It is a sad fact that the Betawi is gradually push out of the centre of the city, mainly due to economic reasons. Most of their land had been sold to property developer and on that land now stand many skyscrapers. Along with the diminishing Betawi community, the real original kerak telor is becoming harder to find. Many of the vendors now start taking over family business of selling kerak telor at a very young age, sometime right after finishing high school.

Where to find Kerak Telor

Kerak Telor usually sold during Jakartaanniversary festival. The festival held in Kemayoran area, starts in mid June and ends in mid July. Beyond this festive season, it is rather difficult to find. However, part of a tourism campaign, the Governor of Jakarta has recently established a Betawi Conservation Village in South Jakarta. There are around ten vendors in this village who sell kerak telor near a lake in the village area. Mostly are native Betawi. The price is around US$ 1-2 per pax.


Kerak telor (bahasa Inggris: Telur kerak) adalah masakan tradisional Betawi dadar pedas di masakan Indonesia. Hal ini dibuat dari beras ketan yang dimasak dengan telur dan disajikan dengan serundeng (kelapa parut digoreng), bawang goreng dan udang kering topping [1]. Hal ini dianggap sebagai camilan dan bukan sebagai makanan utama. Para vendor dari Kerak telor yang paling mudah di mana-mana selama Jakarta Fair tahunan dan itu juga menjadi suatu keharusan-memiliki item menu untuk pengunjung di acara tersebut.
Bahan dan metode
Setiap bagian dibuat berdasarkan pesanan. Kerak telor Para penjual menempatkan sejumlah kecil ketan (bahasa Inggris: nasi ketan) pada panci wajan kecil dan dipanaskan di api arang. Tambahkan telur (ayam atau bebek, tetapi telur bebek yang dianggap lebih nikmat [2]), dan menambahkan beberapa rempah-rempah dan campuran itu. Hidangan goreng di wajan tanpa minyak goreng sehingga omelet akan menempel pada wajan dan memungkinkan untuk menempatkan terbalik lurus terhadap api arang sampai matang. Para serundeng pedas (granul kelapa parut manis) dengan ebi (udang kering asin) dan bawang goreng ditaburkan pada omelet.

Sejarah
Dalam era kolonial, Kerak telor adalah makanan istimewa dan disajikan dalam partai besar untuk pemerintah kolonial atau Betawi kaya. Menurut ahli gastronomi Suryatini N. Ganie, Kerak telor diciptakan dalam rangka untuk membuat nasi ketan lebih lezat dan memuaskan [1] Dalam modern., Kerak telor vendor tidak lagi didominasi oleh Jakarta asli, beberapa dari mereka datang dari Padang, Tegal, Garut dan Cimahi.


Artikiel ke-2

Kerak Telor adalah kelezatan terkenal kota Jakarta, sebelumnya dikenal sebagai Batavia. Penduduk asli Jakarta, yang dikenal sebagai Betawi, telah membuat makanan ini selama ratusan tahun.

Setiap daerah di Indonesiahas makanan tradisional sendiri. Kerak Telor adalah kelezatan terkenal kota Jakarta, sebelumnya dikenal sebagai Batavia. Yang asli dari Jakartaknown sebagai Betawi telah membuat makanan ini sejak ratusan tahun lalu.

Kerak Telor apa?
Sepertinya telur orak-arik tapi rasanya sangat jauh berbeda. Kerak Telor adalah makanan terutama yang terbuat dari beras ketan dan telur bebek. Hal ini disajikan dengan udang kering topping dan kelapa parut.

Bahan-bahan adalah beras ketan, telur bebek, bawang goreng, udang kering, kelapa parut, garam, cabe, lada dan gula. Metode memasak adalah sebagai berikut: pertama, beras ketan yang setengah matang dalam panci kecil. Harap dicatat bahwa tidak ada minyak goreng yang digunakan. Telur kemudian ditambahkan. Bahan lain mengikuti. Jika Anda suka panas, Anda dapat menambahkan ekstra cabai dan merica. Setelah beberapa saat, tambahkan kelapa parut dan udang kering dan omelet siap untuk dilayani. Tekstur yang renyah di tepi namun lembut di tengah. Kerak telor yang terbaik dinikmati dengan secangkir kopi panas Jawa hitam.
Satu fakta menarik, vendor tradisional masih memasak omelet menggunakan arang. Metode memasak hanya membuat rasa lebih kaya dan lebih nikmat.
Dalam era kolonial, Kerak telor adalah makanan istimewa. Itu disajikan dalam partai-partai besar yang diselenggarakan oleh pemerintah kolonial serta Betawi kaya. Resep serta profesi sebagai Kerak telor vendor yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Para pedagang telor yang paling terampil Kerak biasanya datang dari Mampang, daerah kecil di Jakarta Selatan, yang disebut Betawi Mampang.

Ini adalah fakta yang menyedihkan bahwa Betawi secara bertahap mendorong keluar dari pusat kota, terutama karena alasan ekonomi. Sebagian besar tanah mereka telah dijual kepada pengembang properti dan tanah yang sekarang berdiri gedung pencakar langit banyak. Seiring dengan masyarakat Betawi berkurang, yang asli Kerak telor riil menjadi sulit untuk menemukan. Banyak vendor kini mulai mengambil alih bisnis keluarga Kerak telor menjual pada usia yang sangat muda, beberapa waktu setelah menyelesaikan sekolah menengah.
Dimana menemukan Kerak Telor
Kerak Telor biasanya dijual selama festival Jakartaanniversary. Festival diadakan di daerah Kemayoran, dimulai pada pertengahan Juni dan berakhir pada pertengahan Juli. Selain musim ini meriah, agak sulit untuk menemukan. Namun, bagian dari kampanye pariwisata, Gubernur Jakarta baru-baru ini mendirikan sebuah Desa Konservasi Betawi di Jakarta Selatan. Ada sekitar sepuluh vendor di desa ini yang menjual Kerak telor di dekat sebuah danau di wilayah desa. Sebagian besar adalah Betawi asli. Harganya sekitar US $ 1-2 per pax.




ATRAKSI WISATA NATURAL


ATRAKSI WISATA NATURAL
·         Jembatan akar
Terletak di kampung Pulut-pulut, Kecamatan Bayang Utara. Objek wisata ini berjarak 24 KM dari Painan dan 65 KM dari Padang.
·         Air Terjun Baburai
Berlokasi di Kabupaten Padang Pariaman yang terletak di Nagari Sikucur,  Koto Kampung, Kecamatan Dalam, sekitar 78 km dari kota Padang, 58 km dari Bandara Bandara Internasional Minangkabau dan 20 km dari Kota Pariaman.
·         Danau Maninjau
Berlokasi di kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, provinsi Sumatra Barat, Indonesia.  Danau ini terletak sekitar 140 kilometer sebelah utara Kota Padang, ibukota Sumatera Barat, 36 kilometer dari Bukittinggi, 27 kilometer dari Lubuk Basung, ibukota Kabupaten Agam. Untuk bisa mencapai Danau Maninjau jika dari arah Bukittinggi maka akan melewati jalan berkelok-kelok yang dikenal dengan Kelok 44 sepanjang kurang lebih 10km mulai dari Ambun Pagi sampai ke Maninjau.
·         Air Terjun Si Kayan Balumuik
Terletak dipunggung bukit barisan,  17km arah ke timur dari kota padang. Tepatnya di bukit Sarasah, Desa Kota Baru, Gadut, Kelurahan Limau Manis Selatan, Kecamatan Pauh.
·         Pantai Bandar Mutiara
Terletak di Kecamatan Tanjung Mutiara, yang berjarak kira-kira 100km dari Kota Padang atau 20km dari Lubuk Basuh, Ibukota Kabupaten Agam.
·         Danau Diatas Danau Dibawah
Danau diatas terletak di Kecamatan Lembah Gumanti pada dataran tinggi Alahan Panjang. Lokasinya ± 25 km sebelah timur ibukota Kabupaten Solok Kayu Aro kearah Muara Labuh ( Sungai Pagu ).
·         Pantai Arta
Terletak ±16 km dari pusat Kota Pariaman tepatnya di Nagari Kuranji Hulu, Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman.
·         Pantai Barcelona
Terletak di Nagari Sei Limau,  Kecamatan Sungai Limau, 70 km dari Kota Padang,50 km dari Bandara Internasional Minangkabau  dan 20 km Kota Pariaman.
·         Air terjun Timbulun Kota Biah
Terletak di Jorong Koto Biah,  Nagari Kota Baru,  Kecamatan Sungai Pagu. Sekitar ± 2,5                  km dari jalan raya Pekan Selasa Muara Labuh dan ± 30 km dari Padang Aro.
·         Ngarai Sianok
Lokasi Taman Panorama Ngarai Sianok sendiri terletak di dalam kota Bukit Tinggi. Jaraknya kurang dari 1 km dari pusat kota Bukit Tinggi, yaitu kawasan Jam Gadang dan Pasar Atas.






ATRAKSI WISATA MANMADE

§  Makam Keramat Tanjung Lilin

Terletak di Kenagarian Taeh Baruah, Kecamatan Payahkumbuh ± 8km arah utara Kota Payahkumbuh.

§  Jam Gadang

Berada diatas kawasan Taman Sabai Nan Aluih didepan Istana Bung Hatta, terletak di Kota Bukittinggi. Merupakan titik nol Kota Bukittinggi.

§  Lubang Jepang

Terletak di tengah taman panorama di Ngarai Sianok dibawah Kota Bukittinggi. Pintu masuk gua terdapat dibeberapa tempat, seperti di Ngarai Sianok, di Panorama, di samping Istana Bung Hatta dan di Kebun Binatang Bukittinggi.

§  Taman Panorama

Berlokasi di Jl.Panorama yang berjarak 1km dari pusat Kota Bukittinggi. Dari dalam taman ini kita dapat melihat pemandangan kearah lembah Ngarai Sianok dan latar belakang Gunung Singgalang.

§  Museum Militer

Terletak di Jl. Panorama Kota Bukittinggi, memiliki koleksi antara lain foto-foto tua mengenai perjuangan rakyat Sumatera Barat merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.

§  Museum Goedang Ransoem

Terletak di Kota Lama Sawahlunto, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Lembah Segar. Merupakan bekas dapur umum yang dipergunakan pemerintah kolonial Belanda untuk memenuhi kebutuhan para pekerjanya termasuk ‘Orang Rantai’.

§  Benteng Fort de Kock

Berlokasi di Bukit Jirek, kota Bukittinggi, dan dibangun pada tahun 1825 oleh Kapten Bauer. Benteng ini sengaja dibangun dan digunakan oleh Belanda pada saat itu untuk menghadapi Perang Paderi, yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol.


§  Museum Kereta Api Sawahlunto

Terletak di Jalan Abdul Rahman Hakim, Kampung Aia Dingin. Museum ini luasnya 1.500 meter persegi dan merupakan museum kereta api ke-2 di Indonesia.

§  Museum Adityawarman

Terletak di Jl. Diponegoro No.10, kurang lebih 1 km dari pusat kota.

§  Gedung Joeang ‘45

Terletak di pinggir Pantai Padang tepatnya di Jl. Samudra No.8 Padang. Opening Hour : Senin Tutup, Selasa s/d Jumat ; 08.00 – 14.00 WIB Sabtu s/d Minggu; 08.00 – 16.00 WIB

§  Kampung Cina

Terletak di sebelah selatan dari pusat bisnis dan perdagangan Kota Padang. Di Kampung Cina ini mulai dari Jl. Hiligoo terus ke selatan menuju Jl. Pondok dan Jl. Naga, disana terdapat rumah-rumah tua milik keluarga Cina.






ATRAKSI WISATA CULTURAL

v  Rumah Songket Pandai Sikek

Alamat         : Jl. Baruah Pandai Sikek, Tanah Datar - Sumbar
                       Jl.Raya Padang - Bukittinggi Samp. Restoran salero Baru
                       Jl. Ratulangi No.5A Padang
Telp.  0812-66616070 / 0812-6784513 / (0752) 498074 / (0751) 34168

v  Toko Bordir dan Sulaman khas Padang

Sepanjang  Jl. Raya Bengkawas, Bukittinggi

v  Silungkang Art Center

Jl. Imam Bonjol No.11 E  Padang, Sumatera Barat
Telp. (0751) 26606

v  Rumah Adat Kampai Nan Panjang ( Rumah Adat Tertua ± 350 tahun)

Terletak di desa Balimbing, Kec. Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Padang

v  Rumah Fak Sin Kek (Rumah Adat Padang bergaya Cina )

Didirikan pada tahun 1906
Jl. M.Yamin, Kelurahan Pasar, Kota Sawahlunto, Padang

v  Silungkang

Sebuah kota budaya yang berada di Sawahlunto Padang, terkenal dengan tenunan songketnya dan kerajinan tradisional  khas kota Padang.

v  Restoran Pauh dan Restoran Cek Elok

Lokasinya ada di Jl Khatib Sulaiman di dekat kantor Indosat Padang, keduanya restoran bersebrangan jalan. Menu khas yang disediakan adalah gulai ikan.



v  Restoran Suasso

Lokasinya di Komplek GOR H. Agus Salim (dijalan di samaping Gedung Wanita)
menyediakan menu masakan khas Padang  juga masakan Indonesia, serta masakan Internasional.

v  Desa Pariangan di Tanah Datar

Terletak di tepi jalan raya dilereng Gunung Merapi Padang Panjang - Batusangkar. Di desa ini dapat dilihat asal-usul desa adat yang mencerminkan kehidupan sosial Minangkabau seperti masjid, rumah tradisional, nasi gudang yang merupakan unsur penting dari suatu kelompok sosial orang Minangkabau. Ada beberapa peninggalan sejarah seperti batu basurek, kuburan Dt. Tantejo Gurhano arsitek rumah tradisional Minangkabau.

v  Tari Piring
Setiap kecamatan dan kabupaten yang ada di Sumatra Barat memiliki grup kesenian Tari Piring. Biasanya, grup tersebut selalu siap tampil untuk menghibur masyarakat pada acara-acara besar yang ada di masing-masing kecamatan atau kabupaten di Sumatra Barat. Bagi para wisatawan yang ingin melihat Tari Piring bisa datang ke kota-kota yang ada di Sumatra Barat. Untuk Kota Padang, misalnya, cukup dengan satu kali naik mobil dari Bandara Ketaping ke Kota Padang, para wisatawan sudah bisa sampai di lokasi untuk menyaksikan Tari Piring.